Sabtu, 20 Januari 2018

Kesaksian Kyung Ju Sun, Gadis Korea Utara Yang Bertemu Yesus, "Berjalanlah Bersama-Ku, Akulah Bapamu Di Syurga"


Nama saya Kyung Ju Sun. Saya lahir di Pyong Yang, ibukota Korea Utara. Saya datang ke Korea Selatan pada tahun 2009. Saat ini saya berusia 18 tahun dan saya saat ini kelas 2 Menengah Atas. Saya satu-satunya anak dari keluarga yang berkecukupan. Ayah saya sebelumnya adalah seorang pembantu kepada Kim Jong-Il yang merupakan pemimpin Korea Utara. Ketika saya berumur enam tahun, keluarga saya secara politik dianiaya oleh pemerintah Korea Utara. Sehingga kami melarikan diri ke China. Saat itu tahun 1998. Setelah kami ada di China salah satu saudara kami membawa keluarga saya ke gereja.

Di sana orang tua saya mengetahui Kasih luar biasa (Amazing Grace) dan kasih Allah. Hanya beberapa bulan kemudian saat ibu saya sedang mengandung anak keduanya meninggal kerana leukemia. Di tengah-tengah tragedi keluarga ini, ayahku mulai belajar Alkitab (Bible study) dengan misionari dari Korea Selatan dan Amerika.

Itu merupakan keinginan yang kuat dari ayahku untuk menjadi seorang misionari ke Korea Utara. Akan tetapi tiba-tiba pada tahun 2001 dia dilaporkan dan ditangkap oleh polis China dan dikirim kembali ke Korea Utara di mana dia dijatuhkan hukuman penjara. Itulah yang pertama kalinya dia meninggalkan diriku. Tapi tiga tahun dia menjalani penahanan hanya membuat ayahku lebih kuat. Dia berteriak kepada Tuhan lebih semangat, daripada mengeluh dan menyalahkan Tuhan.

Ketika dia dibebaskan dari penjara dia kembali ke China. Kami bersatu kembali sebentar. Saat itulah dia mulai bersama-sama orang-orang memutuskan untuk kembali ke Korea Utara untuk berkongsi pesan Kristus mengenai kehidupan dan harapan bagi orang-orang yang putus harapan kepada tanah airnya.

Dia tidak memilih ke Korea Selatan di mana dia dapat menikmati kebebasan beragama. Dia malah memilih untuk kembali ke Korea Utara untuk berkongsi kasih Tuhan di daerah yang berbahaya. Hal itu menghancurkan hati saya setelah tahu bahawa pada tahun 2006 kegiatannya diketahui Pemerintah Korea Utara dan dia kembali dipenjarakan.

Sejak itu saya tidak mendengar lagi khabar dari ayah. Kemungkinan dia telah ditembak mati di depan umum atas tuduhan pengkhianatan dan pengintipan dan hal itu begitu sering terjadi, iaitu penganiayaan orang-orang Kristian di Korea Utara. Ketika ayahku ditangkap pertama kalinya tahun 2001 dan dipaksa meninggalkan saya dan kembali ke Korea Utara, saya belum menjadi seorang Kristian saat itu. 

Saat itulah saya di bawah jagaan sebuah keluarga muda pendeta Cina. Mereka menunjukkan cinta, kasih dan mengambil berat mengenai saya. Melalui mereka, Tuhan melindungiku. Tapi pendeta dan isterinya harus pergi ke Amerika pada 2007. Tak lama setelah itu saya diberi kesempatan untuk pergi ke Korea Selatan. Itu sebabnya saya tetap berada di China, tinggal di pejabat kedutaan besar Korea Selatan di Beijing menunggu ke Korea Selatan.


Pada suatu malam saya melihat Yesus dalam mimpi. Ada air mata pada kedua mata-Nya. Dia (Yesus) berjalan ke arahku dan berkata, “Kyung Ju, berapa lama lagi Aku akan terus menunggu. Berjalanlah bersama-Ku. Ya, kamu kehilangan ayah duniawimu, tetapi Akulah Bapamu yang di syurga dan apa pun yang terjadi padamu adalah kerana Aku mencintaimu.”

Setelah saya terbangun dari mimpi saya mendekat dan berdoa kepada Tuhan untuk pertama kalinya. Malam itu saya menyedari bahwa saya punya Bapa yang mencintai dan peduli padaku dengan begitu besar. Yang mana Dia mengutus Anak-Nya Yesus untuk mati bagi saya.

Saya berdoa, Tuhan Inilah saya. Saya meletakkan segala sesuatu dan memberikan hatiku, jiwaku, fikiranku dan kekuatanku. Silakan memakai saya sesuai kehendak-Mu. Tuhan telah membangkitkan ke dalam hati saya kasih yang besar untuk Korea Utara.

Seperti yang ayah saya lakukan bagi Kerajaan Tuhan. Sekarang saya berkeinginan untuk taat kepada Tuhan. Saya ingin membawa kasih Yesus ke Korea Utara. Aku melihat kembali kehidupan singkat saya dan saya melihat tangan Tuhan di manapun saya berada. Enam tahun di Korea Utara dan 11 tahun di China. Dan saat berada di sini, di Korea Selatan.

Segala sesuatu yang saya derita, semua kepedihan dan kesedihan. Segala sesuatu yang saya alami dan pelajari, saya ingin memberikan itu semua kepada Tuhan dan menggunakan hidup saya bagi kerajaan-Nya. Saya menghormati ayah saya dan akan membawa kemuliaan bagi Bapa Syurgawi saya dengan melayani Tuhan dengan segenap hati saya. Saat ini saya bekerja keras untuk masuk ke Universiti untuk belajar ilmu politik dan diplomasi. Saya ingin bekerja bagi hak rakyat Korea Utara yang hak-haknya telah diambil.

Saya percaya Hati Tuhan menangis bagi rakyat Korea Utara yang terhilang. Saya dengan rendah hati meminta saudara-saudari di sini, di tempat ini, memiliki hati yang sama seperti hati-Nya Tuhan. Silakan berdoa bahawa cahaya yang sama dari kasih karunia dan rahmat yang ada pada Tuhan bagi ayahku, ibuku dan diriku. Yang mana suatu saat akan tercurah bagi rakyat Korea Utara … Rakyatku.

Terima kasih.




(Dialihbahasakan daripada artikel Kristus Ministry bertajuk, "Kesaksian - Kyung Ju Sun" bertarikh 11 April 2017)