Jumaat, 4 Julai 2014

Falcao: "Dia Menopang Kehidupanku"

Radamel Falcao, pemain kelab Monaco dan pasukan
kebangsaan Colombia tidak dapat menyertai Piala
Dunia 2014 setelah mengalami kecederaan
di lutut semasa bermain di Liga Perancis

Bintang bola sepak Colombia, Radamel Falcão tiba-tiba saja kehilangan impiannya bermain dalam Piala Dunia. Namun, di tengah situasi yang tampak suram, imannya bersinar terang. Dunia melihat betapa yang menopang hidup Falcão selama ini bukanlah kejayaan dan kegemilangan prestasinya, tetapi Allah yang ia imani dalam Yesus Kristus.

Radamel Falcão, salah seorang penyerang terbaik di dunia, direkrut oleh Monaco pada Mei 2013 dengan nilai perpindahan tinggi dari Atletico Madrid. Kemudian, hidup Falcão menjadi semakin semarak. Tiga bulan setelah kontraknya, Falcão dan isterinya, penyanyi asal Argentina Lorelei Taron, mendapatkan buah hati mereka yang pertama, Dominique Garcia Taron.

Kontrak baru. Anak pertama. Sungguh tahun yang indah bagi Falcão, pemain berusia 28 tahun yang telah menjadi simbol bagi pasukan kebangsaan Colombia.

Namun demikian, pada 22 Januari 2014, sewaktu bertanding bersama Monaco dalam pertandingan Piala Perancis, lutut kiri Falcão cedera setelah terkena hentakan yang keras. Akibatnya, dia perlu menjalani pembedahan pada ligamen anterior tiga hari kemudian. Saat itu impiannya bermain bersama pasukan kebangsaan runtuh seketika. Piala Dunia adalah kesempatan yang datang empat tahun sekali, dan cedera yang dideritanya seakan membawa petaka bagi pasukan kebangsaan Colombia.

Akan tetapi apa yang telah membuatnya teguh di masa-masa gemilang juga telah menguatkannya di tengah masa-masa yang sulit itu. Allah. Ya, Falcão selalu bergantung pada Allah. Dan ia tahu pasti bahwa Allah punya rencana yang lebih baik ketika mengizinkannya mengalami cedera.


Falcao kini mewakili pasukan Monaco dalam Liga Perancis

Siapa sebenarnya pemain bola sepak yang handal ini? Falcão—yang dikenal “El Tigre” atau “Sang Harimau”—adalah seorang yang sangat mencintai keluarganya, seorang Kristian yang saleh, dan pemimpin dalam suatu pelayanan olahraga. Para peminat bola sepak berdecak kagum menyaksikan keterampilan dan kemampuannya menjaringkan gol. Para peminat dan pengusaha menyukai penampilannya yang unik—wajah yang ramah dengan rambut hitam yang panjang dan ketara. Pasukan-pasukan bola sepak menyanjung reputasinya yang tak bercela di luar padang.

Falcão pertama kali dikenali umum ketika ia berusia 13 tahun dan bermain untuk kelab Lanceros Boyaca di Colombia. Sejak saat itu ia terus membuat orang mengagumi permainannya di padang. Kemashyurannya mulai memuncak ketika ia bermain bagi Atletico Madrid pada tahun 2011-2013, saat ia berhasil menjaringkan lebih dari 100 gol. Pada tahun 2012, akhbar The Guardian menempatkan Falcão pada posisi nombor 6 dalam peringkat 100 pemain bola sepak terbaik di dunia. Jurulatih Fábio Capello menganggap Falcão dapat disejajarkan dengan bintang-bintang antarabangsa seperti Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo. Namun prestasinya itu juga membawa tekanan dan godaan—tekanan untuk selalu tampil hebat dan godaan untuk menerima sanjungan orang yang memuji penampilannya.


Falcao pernah menjaringkan lebih
100 gol ketika mewakili kelab
Sepanyol, Atletico Madrid
antara tahun 2011-2013
“Saya merasa diberkati dapat bermain sebagai penyerang dan menjaringkan gol,” ujar Falcão. “Itulah puncak sukacita yang dapat dirasakan dalam suatu pertandingan dan suatu waktu istimewa bagi para pemain dan peminat. Namun dengan sanjungan dan tanggung jawab untuk menjaringkan gol, aku juga merasakan banyak tekanan. Aku bergantung pada Allah di dalam tekanan tersebut, kerana aku sedar Dia selalu ada bersamaku untuk menolongku. Imanku di dalam Dia telah menolongku menguasai diri dan tetap teguh dalam keyakinanku di sepanjang karir—dan juga sepanjang hidupku.”

Itulah yang membuat Falcão begitu unik—cara pandangnya di tengah kemashyuran dan kekayaan yang diterimanya, serta sikapnya yang selalu bergantung kepada Allah sekalipun nampaknya ia telah mendapatkan segala-galanya yang diingini di dunia.

“Ada yang berkata bahwa semua yang dapat memberikan kepuasan sejati adalah prestasi di padang, pengakuan dunia dan wang yang banyak,” ulas Falcão. “Tetapi banyak orang merasa hampa dan hatinya kosong meskipun mereka terkenal dan kaya-raya. Aku percaya hanya Allah yang dapat memuaskan kedahagaan jiwa kita. Yesus Kristus memberikan nyawa-Nya untuk memuaskan kedahagaan itu. Bersama Dia, kita dapat merasa yakin bahwa Dia tidak akan pernah meninggalkan kita. Aku meyakini betul hal ini kerana aku telah sering mengalami bukti kesetiaan dan kasih-Nya dalam hidupku sendiri.”

Iman Falcão adalah hal yang terpenting baginya ketika ia bermain baik. Iman itu jugalah yang menjaganya untuk bergantung pada Allah di dalam kegagalannya. Iman Falcão menjadi penopang hidupnya di tengah berbagai keadaan yang tidak menentu.

(Dipetik dan diterjemah daripada artikel laman Warung Sate Kamu bertajuk, "Dia Menopang Kehidupanku" bertarikh 30 Jun 2014)