Rabu, 27 Jun 2012

Simon Santoso Mengucapkan "Terima Kasih Tuhan Yesus"


Simon Santoso dan pingat kejuaraan Terbuka Indonesia
Sepuluh hari yang lalu, pemain badminton dari Indonesia, Simon Santoso telah berjaya memenangi Terbuka Indonesia 2012. Simon lantas memberi ucapan terima kasihnya kepada Tuhan Yesus dan para penonton selepas menewaskan Du Pengyu dari China dalam final.

Setelah melalui perjalanan panjang, Simon Santoso akhirnya meraih gelaran pertamanya di acara kejuaraan badminton Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2012. Ini gelaran pertama Simon pada kejohanan terbuka sejak 2010. Terakhir, pemuda kelahiran Tegal, 29 Julai 1985, ini menjuarai China Taipei Grand Prix Gold 2010.

Pemain nombor sembilan dunia ini sepanjang kariernya di Djarum Indonesia Open Super Series memang tidak begitu baik, kerana baru dua kali masuk final. Sebelumnya, pada 2008, Simon juga melaju ke final, namun gagal menjadi juara. Sementara pada 2010, ia hanya sampai ke suku akhir.

Simon Santoso beraksi hebat sepanjang Terbuka Indonesia 2012

Tak berlebihan kalau Simon begitu gembira menyambut gelaran pertamanya tahun ini. Setelah bersalaman dengan lawan, Du Pengyu, yang dikalahkannya di final dengan mata 21-18, 13-21, dan 21-11, Simon langsung melompat ke pelukan dua jurulatih yang mendampinginya di tepi gelanggang.

"Terima kasih Tuhan Yesus, terima kasih penonton, dan terima kasih untuk semuanya," kata Simon kepada penonton yang memenuhi Istora Gelora Bung Karno Senayan yang terus-menerus memberikan dorongan semangat kepadanya sepanjang pertandingan.

Gelaran juara di Indonesia Open juga menjadi kemenangan pertama Simon. Pada Indonesia Open 2008, Simon dikalahkan oleh rakannya, Sony Dwi Kuncoro, pada babak final. "Saya sangat ingin juara di sini. Ini kesempatan saya, apalagi pada 2008 saya sampai final," katanya.

Tentu saja kemenangan ini menjadi pembuka bagi Simon untuk berbuat lebih baik lagi di acara yang lebih besar, Olimpik London 2012, yang sudah menanti di depan mata. Putera dari pasangan Husea Lim dan Rahel Yanti ini menjadi salah satu tumpuan harapan Indonesia untuk mempertahankan tradisi emas Olimpik dalam acara badminton, selain Taufik Hidayat untuk perseorangan lelaki.

Simon juga menyatakan mempersembahkan kemenangannya itu untuk mendiang ayahnya, keluarga, dan jurulatih. Ia mengaku akan kembali fokus pada Olimpik London 2012 dan menjadikan kejohanan itu serta Singapore Open mendatang sebagai acara latihan.

"Peluang tetap terbuka untuk meraih pingat, saya ataupun Taufik. Saya akan mempersiapkan diri sampai mati-matian karena Olimpik berlangsung empat tahun sekali dan ini Olimpik pertama saya," katanya.

(Diterjemah daripada artikel Suara Karya bertarikh 18 Jun 2012 yang ditulis Markon Piliang berjudul "Gelar Pembuka Langkah Besar")