Merdeka.com - China, sebuah
negara ateis, berada pada jalur cepat untuk menjadi tempat tinggal jemaat Kristian
terbesar di dunia, melebihi Amerika Syarikat, Mexico, dan Brazil, dengan jumlah warga Nasrani diperkirakan akan melebihi 247 juta jiwa dalam 15 tahun
mendatang.
"Dari penghitungan saya
China diperkirakan bakal menjadi negara Kristian terbesar di dunia dalam waktu
dekat," kata Fenggang Yang, seorang profesor sosiologi di Universiti Purdue dan penulis buku 'Agama di China: Kelangsungan Hidup dan Kebangkitan di
bawah Pemerintahan Komunis', seperti dilaporkan suratkhabar the Telegraph, Ahad (20/4).
"Ini akan terjadi dalam kurang
dari satu generasi. Tidak ramai orang siap untuk perubahan yang dramatik ini," lanjut dia.
Menurut lembaga penyelidikan Pew, warga
Kristian Protestan di China telah naik dramatik dalam bentuk angka. Pada 2010,
ada lebih dari 58 juta warga Protestan di China dibandingkan dengan 40 juta
warga Kristian di Brazil.
Yang mengatakan angka itu akan
tumbuh sekitar 160 juta pada 2025 melebihi warga Kristian Amerika di angka 159
juta pada 2010.
"Jumlah penduduk warga
Kristian di China, termasuk Katolik, akan bertumbuh pesat ke sekitar 247 juta orang
para 2030," Yang meramalkan.
"Mao berfikir dia boleh menghilangkan agama. Dia fikir dia sudah mencapai ini," ujar Yang.
"Ini ironis bukan. Mereka benar-benar gagal sama sekali."
Laporan lain dari Pew memperkirakan
pada 2010, terdapat 23 juta anggota dari gereja terdaftar di China, yakni Tiga
Gerakan Patriotik. Pemerintah China mengendalikan gereja Protestan bagi mereka
yang menerima pengawasan dari Parti Komunis selama mereka dapat beribadah.
Penelitian yang sama
memperkirakan tambahan 35 juta orang Kristian di China telah berafiliasi dengan
gereja-gereja tidak terdaftar pada 2010.
Gereja-gereja yang tidak
terdaftar telah menyebabkan pergeseran-pergeseran sudah lama berlangsung antara
jemaat Kristian dan pemerintah daerah. Salah satu kes seperti itu adalah
gereja Sanjiang di Kota Wenzhou, Provinsi Zheijiang, yang merupakan tempat tinggal bagi
komuniti Kristian terbesar di Negeri Tirai Bambu itu.
Awal bulan ini, penduduk setempat
dan para pemimpin agama berkemah di luar gereja selama beberapa hari ketika pegawai dari Parti Komunis mengancam untuk menghancurkan gereja.
Penduduk setempat mengatakan
mereka percaya pasukan keamanan Parti Komunis di provinsi mengambil isu
tentang salib besar di bahagian gereja yang dapat dilihat di seluruh kota.
Setidaknya enam dari salib di gereja itu telah dihilangkan.
Sementara tekanan terhadap gereja
juga pernah terjadi pada sebuah gereja di Kota Liushi di Provinsi Zhejiang, di
mana sebuah kamera televisyen tergantung di langit-langit di depan podium gereja
untuk mengawasi khutbah dari pendeta.
"Mereka menginginkan agar
pendeta berkhutbah dengan cara komunis. Mereka ingin melatih orang-orang untuk
berlatih dengan cara Komunis," kata seorang pendeta gereja setempat.
"Mereka tidak percaya pada
gereja, tetapi mereka harus bertoleransi atau menerimanya kerana pertumbuhan yang terjadi," ujar pemimpin gereja. "Jumlah orang Kristian berkembang, mereka
tidak dapat melawannya. Mereka tidak ingin warga Kristian dengan jumlah 70 juta
orang menjadi musuh mereka."
(Diterjemahkan daripada artikel Merdeka.com bertajuk "China Jadi Negara Kristen Terbesar Sejagat 15 Tahun Lagi" penulisan Vincent Asido Panggabean bertarikh 25 April 2014)