Khamis, 19 November 2020

Pertemuan Saya Dengan Pastor Joseph Prince


Oleh Dr. Michael Brown:

Pada hari Jumaat, 20 Januari 2017, ketika saya ada pelayanan di Singapura, saya mendapat penghormatan untuk meluangkan waktu selama dua setengah jam bersama Ps Joseph Prince, menggali Firman Tuhan dalam bahasa Ibrani dan Yunani, berdiskusi mengenai perbedaan di antara kami dan menggaris bawahi apa yang kami setujui, dan ternyata apa yang kami setujui lebih banyak dari perbedaan kami.

Ketika saya menulis buku mengenai “Hyper Grace”, saya berusaha menghubungi hamba Tuhan yang saya kutip bukunya dan minta izin untuk mengutip hasil karya supaya tidak melanggar hak cipta. Tapi saya tidak menghubungi Ps Joseph Prince, saya salah beranggapan bahawa Ps Joseph Prince tidak akan tertarik berdialog dengan saya kerana di masa lalu, saya mengalami  di mana para pemimpin rohani ada yang menolak untuk berinteraksi dengan saya.

Oleh kerana hal ini, saya memohon maaf kepada Ps Prince kerana gagal berdialog dengannya dan Ps. Prince dengan murah hati menerima permintaan maaf saya.

Ps Prince ingin menegaskan bahawa dia di posisi yang sangat keras menentang pernyataan dalam buku saya, tapi yang paling menyakitkannya bukan kerana saya salah menyampaikan mengenainya tapi kerana saya membariskannya bersama dengan pandangan orang-orang yang justeru bertentangan dengan pandangannya.

Sebagai tambahan, Ps Prince merasa bahawa saya tidak secara betul melihat orang orang yang mengikuti pengajarannya secara kerap dan bahawa ramai orang di seluruh dunia (setelah mendengar pengajaran Grace) menjadi hidup lebih disiplin, kudus, hidup berkemenangan dan berpusatkan pada Kristus. Ps Prince menjelaskan bahawa pelayanannya secara kerap menerima kesaksian dari orang-orang yang dibebaskan dari ikatan dosa, mengalami pelepasan dari ikatan pornografi bahkan dadah menerusi pengkhabaran Injil Kasih Kurnia.

Walaupun saya merasa gembira dengan kesaksian tersebut, dan saya juga mendengar kesaksian yang hampir sama dari pengajarannya (sebab kebenaran yang luar biasa yang disampaikannya), saya mengatakan juga bahawa saya mendengar kesaksian orang yang gagal dan hidup duniawi (sebab ada kesalahan dalam pengajarannya).

Ps Prince mengatakan dengan jelas, bahawa orang yang gagal dan masih hidup duniawi adalah orang yang tidak mengerti Injil Kasih Kurnia, dan dia akan menjadi orang yang pertama yang akan memperingati mereka yang tidak hidup di bawah Kasih Kurnia sesuai ayat Roma 6:14

“Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, kerana kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih kurnia”

Ps Prince sangat yakin bahawa seseorang yang dengan betul menerima pewahyuan akan Kasih Kurnia Allah, akan mengerti bahwa Kasih Kurnia adalah bukan mengajarkan seenaknya berbuat dosa (license to sin), tapi kuasa untuk menang atas dosa.

Daerah yang kami berbeda adalah pengajarannya tentang dosa masa depan yang diampuni kerana penebusan Yesus, sementara saya berpendapat bahawa, dosa tidak diampuni sebelum dilakukan dan dibawa kepada Tuhan.

Tapi, saya ulangi, bahwa banyak kesamaan dan persetujuan dari pada perbedaan kami. Kesamaan inilah yang saya ingin laungkan kepada dunia.

Pertama-tama, kami berdua setuju bahwa semua adalah mengenai Yesus. Yesus haruslah menjadi pusat. Yesus harus menjadi pusat dalam hidup kita. Kita harus membawa semua orang kepada Yesus dan penebusan-Nya di kayu salib. Ps Prince juga mengatakan daripada hanya mengatakan Yesus setiap waktu, harus kembali kepada Allkitab yang menyatakan Yesus sebagai TUHAN. Dan saya katakan AMIN kerana nama Yesus ditinggikan sebagai TUHAN.

Kedua, kami berdua setuju bahwa ramai orang percaya bergumul akan rasa tertuduh , gagal menyedari bahawa Kasih Allah dalam hidup mereka dan gagal mengerti bahawa Yesus sudah melakukan bagi mereka, jadi kita perlu membina dasar orang percaya pada Kasih Kurnia. Saya juga mengatakan kepada Ps Prince bahwa ketika saya menyoroti kesalahan “Hyper Grace”, saya mulai menekankan kasih kurnia yang benar, mencari dahulu supaya dibukakan pewahyuan yang benar (akan Kasih Kurnia). Dan saya mengatakan bahawa pada pelayanan saya (Fire School of Ministry), di semester pertama, kami lakukan yang terbaik supaya semua mahasiswa dapat berakar pada kasih Allah dan mengerti identiti mereka di dalam Yesus.

Ketiga, kami berdua setuju bahawa Allah memanggil kita untuk hidup kudus. Dosa sungguh merosakkan dan Kasih Kurnia yang sejati akan tercermin dalam hidup yang kudus. Sebelum pertemuan kami, Ps Prince mengirimkan kompilasi klip video di mana Ps Prince berkhutbah jika ada seorang lelaki di jemaat yang mengaku sebagai orang percaya namun hidup dalam perzinahan, dia akan memperingati bahwa sebenarnya lelaki ini tidak hidup di bawah kasih kurnia (Kerana jika benar, maka dosa tidak akan berkuasa atas dia (Roma 6:14)) dan orang itu perlu bertaubat, tinggalkan wanita selingkuhannya dan kembali pada isterinya. Dia mempersoalkan apakah lelaki itu benar-benar percaya, kerana orang percaya DAPAT SAJA JATUH dalam dosa tapi TIDAK TINGGAL DALAM DOSA.

Dengan kata lain, Ps Prince mengatakan jika anda mendengar bahawa ada pengajaran Kasih Karunia yang mengajarkan tidak masalah jika kita berbuat dosa, tidak ada akibatnya dosa, hidup sembarangan, maka jauhilah pengajaran seperti ini!  Ini adalah pengajaran Kasih Kurnia yang palsu.

Kasih Kurnia yang sejati akan mengajarkan orang percaya hidup kudus dan mengajarkan bahawa dosa akan membawa akibatnya dan hanya melalui kuasa Injil Yesus Kristus seseorang dapat menang dari belenggu dosa. Ps Prince menekankan “Jadi bagaimana kita tahu bahawa seseorang benar-benar hidup dibawah Kasih  Kurnia Tuhan?” Jawabnya: Kita LIHAT KESAKSIAN HIDUPNYA!

Jadi jika seseorang meninggalkan isterinya dan hidup berzinah dengan setiausahanya dan mengatakan bahawa dia hidup di bawah Kasih Kurnia maka Ps.Prince katakan bahwa orang ini menipu dirinya sendiri.

Kasih Kurnia yang sejati tidak kompromi akan kekudusan dan tidak memelihara dosa. Inilah jawaban yang memberi kuasa kepada ramai orang hidup dalam kemenangan.

Keempat, kami berdua setuju kekudusan yang progresif (semakin bertambah). Ertinya, setelah kita diselamatkan, kita sudah diampuni, dibenarkan dan dipisahkan menjadi kudus, tapi sekarang kita harus bertumbuh dalam kekudusan.  Mengutip pernyataan Ps Prince, Kasih Kurnia yang sejati mengajarkan pengudusan yang progresif dan sebagai orang percaya kita tidak dapat menjadi lebih benar tapi kita dapat menjadi lebih kudus DALAM ERTI bagaimana kita menjalani hidup kita. Semakin seseorang bertumbuh dalam Kasih Kurnia, semakin orang itu dibasuh dan dibasuh terus oleh Firman Tuhan, semakin orang itu bertumbuh dalam kekudusan. Ps Prince dengan keras menolak idea yang disampaikan oleh seorang pengajar Kasih Kurnia yang lain yang menyatakan bahawa pengudusan yang progresif adalah kobohongan rohani yang mematikan.

Kelima, kami berdua setuju bahwa Tuhan memperbetulkan kita, bahkan menerusi disiplin kepada kita, kami berdua setuju bahawa dalam pengajaran Kasih Kurnia dipanggil untuk mendisiplin dengan otoriti Tuhan (Lihat Titus 2:15). Kami berdua setuju bahwa orang Kristian yang sudah lahir baru akan tidak nyaman dalam dosa (kerana kehidupan yang sudah lahir baru dan oleh kerana Roh Kudus), dan akan memiliki kerinduan meninggalkan dosa. Kami berdua setuju bahwa satu-satunya jalan untuk meninggalkan dosa adalah mengarahkan orang pada Yesus.

Ps Prince percaya bahawa tugas utama dari Roh Kudus adalah mengingatkan kita bahwa kita adalah kebenaran di dalam Kristus (2 Kor 5:21, Yoh 16:10) dan mengerti ini sangat penting dalam membawa orang meninggalkan dosa. Dan saya percaya juga bahawa peranan penting Roh Kudus mengasihi dan memperbetulkan kita dan mengarahkan pandangan kita kepada Bapa (Wahyu 3:19,22). Sangat jelas kedua hal ini saling menguatkan satu dengan yang lainnya.

Keenam, kami berdua setuju bahwa hukum-hukum Tuhan adalah mulia dan kudus, dan Ps Prince menjelaskan bahwa Kasih Kurnia yang benar mengajarkan moral yang baik, nilai dan maksud tujuan dari sepuluh perintah Allah. TAPI kami mengerti bahwa, sepuluh perintah Allah adalah sangat sempurna  dan tidak ada kompromi, kudus (Galatia 3:11) sehingga TIDAK ADA MANUSIA akan dibenarkan oleh hukum taurat di mata Allah. Pembenaran di mata Allah hanya melalui iman kepada Yesus Kristus.

Hukum Taurat, dibuat oleh Allah, dengan maksud, menunjukkan dosa dan kelemahan manusia dan menuntun manusia bahwa mereka tidak mampu dan akhirnya membawa mereka kepada kaki salib di mana Kasih Kurnia dan anugerah mengalir. Dan tidak hanya itu, saat seseorang ada di bawah Kasih Kurnia, tidak hanya mereka menggenapi hukum taurat, tapi mereka melebihi tuntutan hukum taurat (kerana Yesus sudah melakukannya di kayu salib).

Ketujuh, kami berdua menyetujui, menolak pengajaran universalisme yang menolak penghukuman bagi orang yang tidak percaya. Kami menyetujui bahwa sebagai grace believer kami memiliki beban akan jiwa-jiwa supaya diselamatkan dan menjangkau mereka supaya percaya (Roma 1:16), juga kepada bangsa Yahudi  (untuk di beritakan Injil).

Kelapan, kami berdua menyetujui pentingnya gereja lokal dan otoriti gereja lokal, menyedari ramai grace preacher mengajarkan hal berlainan, membahayakan jiwa mereka sendiri.

Dalam pertemuan kami, kami berbagi kasih yang sama akan Israel supaya mereka diselamatkan. Kami juga menaruh perhatian kepada Kasih Kurnia yang palsu dan berbuat semaksimum mungkin untuk mendedahkan dan mengatasi kesalahannya. Saya berdoa supaya kesalahan dari Kasih Kurnia yang palsu ini didedahkan dan Tuhan memakai umat-Nya kepada kemuliaan Kasih Kurnia-Nya yang tampak dalam Yesus Kristus dan mengatakan tidak pada keduniawian dan ketidak kudusan dan hidup dalam hidup rohani yang kudus di zaman ini (Titus 2:12).

Dan di mana ada hal yang saya belum mengerti, biarlah Kasih Kurnia Allah membuat saya melihatnya, dan juga sebaliknya pada Ps Prince.

Saya yakin Ps Prince akan di kecam kerana bertemu dengan saya dan menerima saya sebagai saudara, dan saya juga mungkin akan dikecam kerana bertemu dengan Ps Prince.

Dan, biarlah setiap saudara yang melihat kesalahan pertemuan ini, berdoa bagi kami, yang terlebih penting adalah sepakat dalam hal-hal di atas yang sangat penting. Jika anda setuju, beritakanlah dengan lantang kepada gereja Tuhan.

Biarlah Kasih Kurnia Allah yang sejati di tinggikan, dan Kasih Kurnia yang palsu didedahkan.

(Dialihbahasakan daripada terjemahan Frado Sibarani (Grace Revolution Indonesia) dari artikel Charisma News bertajuk, "My Meeting With Pastor Joseph Prince" yang ditulis oleh Michael Brown bertarikh 26 Januari 2017)