Rabu, 21 Ogos 2019

Kisah Di Sebalik Lagu "Mengikut Yesus Keputusanku"



Suatu karya akan sangat bermakna jika memiliki esensi dari karya itu yang dilatarbelakangi oleh kesungguhan dan keseriusan. Ertinya, cerita dan motivasi di sebalik suatu karya menjadi salah satu faktor bahwa karya itu akan sangat bermakna, bukan hanya bagi penciptanya, melainkan juga bagi orang-orang yang menikmatinya. Ini pula yang menjadi kekuatan satu karya lagu hymn yang terkenal dan sering dinyanyikan di gereja-gereja seluruh dunia, “I Have Decided To Follow Jesus”.

Cerita dari kisah di sebalik lagu ini terjadi sekitar tahun 1800-an di India, tepatnya di daerah bahagian timur negara India yang bernama Assam. Pada waktu itu, di Eropah terjadi kebangkitan rohani secara besar-besaran yang menghasilkan banyak sekali misionari keluar dari Eropah untuk pergi memberitakan Injil ke seluruh dunia. 

Misionari dari Britain tiba di India

Sebagai hasilnya, beberapa misionari dari Britain pun tiba di India dan memberitakan Injil di sana. Menurut sejarah yang ditulis oleh Dr. Perangamalam Job, seorang misionari India, orang-orang dari Britain tiba di Assam dan mencuba memberitakan injil kepada beberapa suku primitif di tempat itu.
            
Assam bukanlah tempat yang mudah bagi Injil untuk diterima. Penduduk di tempat ini terdiri dari beberapa suku primitif yang masih memiliki kebiasaan kanibalisme yakni praktik memakan sesama. Tetapi yang juga menjadi tentangan terbesar adalah, mereka tidak begitu suka dengan kehadiran orang asing. 


Orang-orang Assam, khususnya kaum laki-laki memiliki tradisi mengerikan. Status sosial mereka dilihat berdasarkan koleksi kepala manusia yang mereka pajang di depan rumah mereka. Semakin banyak kepala manusia yang mereka dapatkan, semakin dipandang cekap dan mampu melindungi keluarga sendiri dan semakin dihormati di kalangan suku mereka. Oleh sebab itu mereka juga diberi julukan suku pemenggal kepala.
            
Dalam kebengisan dan kekejaman seperti ini, hadirlah para misionari dari Britain untuk membawa injil di tengah-tengah mereka. Tentu saja kehadiran mereka tidak disenangi bahkan dibenci oleh orang-orang Assam. Akan tetapi, terjadi hal yang di luar dugaan. 

Injil mulai bertumbuh di Assam

Kehadiran injil di tengah-tengah mereka, mulai perlahan-lahan berdampak. Ada satu keluarga yang terdiri dari suami isteri dan dua orang anak mereka dari suku ini yang pada akhirnya memutuskan untuk menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juruselamat. Tidak sampai di situ, kehidupan keluarga pertama yang merespon terhadap injil ini berdampak pada keluarga-keluarga yang lain. Mereka mulai menyatakan diri untuk mengikut Tuhan Yesus dan menjadi orang percaya.
            
Mendengar akan khabar ini, ketua suku menjadi marah dan memerintahkan semua warga untuk berkumpul. Lalu kemudian ia memanggil keluarga pertama yang menyatakan iman kepada Tuhan Yesus ini untuk di adili di tengah-tengah kumpulan masyarakat itu. Kebelakangan itu, ketua keluarga ini diketahui bernama Nokseng seorang dari suku Garo. Nokseng beserta isteri dan kedua anaknya di adili di tengah-tengah kumpulan masyarakat. 


Ketika ketua suku itu mengangkat tombaknya dan mengancam supaya Nokseng dan keluarganya meninggalkan iman mereka dan berpaling dari Kristus, tiba-tiba dia menyebutkan kalimat dari lagu yang diciptakannya ketika dia pertama kali mengenal Yesus: “I have decided to follow Jesus, No turning back”.

Mendengar kalimat ini, ketua suku menjadi murka, lalu dengan marah memerintahkan anak buahnya merejamkan tombak kepada kedua anak Nokseng yang tidak berdaya, dan mati. Tidak sampai di situ, ketua suku kembali meneriakkan kalimat “Jika kamu tidak mahu meninggalkan imanmu itu, bukan hanya anakmu yang mati, isterimu juga akan mati”. Tetapi sekali lagi, bukannya menyerah tetapi justeru Nokseng mengucapkan kalimat “Though none go with me, still I will follow. No turning back.” 

Sekejap saja setelah mendengar kalimat ini, ketua suku memerintahkan untuk membunuh isterinya. Setelah isterinya mati, ketua suku berkata, “Aku memberikan kamu satu kesempatan lagi, jika kamu mahu berbalik dari imanmu maka kamu akan hidup”. Tetapi dengan mantap Nokseng berucap “The cross before me, the world behind me. No turning back. No turning back.” Ternyata ini menjadi ucapan terakhir yang keluar dari dirinya kerana kepala suku itu kemudian membunuhnya.
       
Kematian Nokseng membawa kesan

Kematian Nokseng dan keluarganya ternyata berdampak besar sebagai jalan masuknya Injil Kristus diterima dan menjadi berkembang secara pesat di daerah itu. Beberapa waktu berlalu, ketua suku menjadi terganggu dan tercetus ingin tahu dalam hatinya, mengapa ada orang yang begitu kukuhnya percaya dan beriman kepada Peribadi yang bernama Yesus Kristus, tidak mungkin ada orang yang mahu mati jika bukan karena kekuatan luar biasa yang mempegaruhinya. 

Rasa ingin tahu ini membawa ketua suku pada akhirnya bertemu secara peribadi dengan Kristus ketika dia membaca injil dan menjadi percaya kerana kesaksian hidup keluarga yang telah dia bunuh. Dia lalu memanggil seluruh rakyatnya untuk berkumpul di lapangan umum desa itu, dan menyatakan imannya kepada Yesus Kristus di hadapan seluruh rakyatnya. Perbuatannya ini mendorong semua warganya untuk mengikut kepercayaan ketua suku itu. 

Mulai saat itu Kekristianan menjadi berkembang pesat di daerah itu. Hari ini, Meghalaya adalah negara yang subur di timur laut India dan merupakan salah satu dari tiga negeri bahagian India dengan majoriti Kristen. Hampir sembilan puluh peratus dari suku Garo adalah orang Kristian.

Kata-kata Nokseng digubah menjadi lagu hymn
     

Kata-kata dari Nokseng di atas digubah menjadi suatu lagu hymn yang indah oleh seorang misionari India, Sadhu Sundar Singh. Lagu ini kemudian disusun oleh komposer Amerika Wiliam Reynolds dan dipakai oleh Billy Graham sebagai lagu yang terus dinyanyikan di banyak KKR-nya di seluruh dunia, dan hingga hari ini gereja mengenal lagu “I Have Decided To Follow Jesus” sebagai lagu yang indah.
       
Kesaksian dari latar belakang lagu ini mengingatkan setiap orang percaya bahwa mengikut Tuhan bukan hal yang mudah. Satu benih yang mati menghidupkan jutaan benih lainnya. Akan ada banyak tentangan, bahkan melibatkan nyawa sekalipun. Tetapi keteguhan iman dan pengharapan selalu menolong setiap orang percaya untuk tetap percaya. Tentangan dalam setiap zaman boleh saja berbeza, tetapi prinsipnya adalah, tetaplah kuat berpegang pada iman kita kepada Yesus. Kiranya kita dimampukan untuk tetap memegang teguh iman kita kepada Tuhan hingga Dia mendapati kita setia sampai akhir hidup kita. Amin.

Lagu "I Have Decided To Follow Jesus" Dalam Bahasa Inggeris & Tamil



(Dialihbahasakan daripada artikel GKMI Kenari bertajuk, "Kisah Di Balik Lagu 'Mengikut Yesus Keputusanku' bertarikh 7 September 2018)