Dari kiri: Injil Matius (Ruyl, 1629), Perjanjian Baharu Berita Baik (1974), Alkitab Berita Baik (1987) |
Di antara tulisan-tulisan Kristian yang paling awal di tanah Nusantara adalah
buku Kitab Salat as-Sawai (Kitab Doa dan Tafakur) yang disusun oleh seorang
pengkabar Injil Portugis bernama Gregorio de Gregorus pada 1514. Buku ini
diterbitkan di Fano,
Itali di
dalam tulisan Jawi dan
mengandungi beberapa petikan Alkitab Vulgata yang
diterjemahkan dari bahasa Latin ke bahasa
Melayu. Tokoh-tokoh seperti Francis
Xavier juga telah menyusun beberapa katekisme (buku
soal-jawab agama) di dalam bahasa Melayu.
AC Ruyl siap menterjemah Injil Matius pada 1612 dan diterbitkan 1629 |
Namun, penterjemahan seluruh Alkitab ke dalam bahasa Melayu
hanya dilakukan setelah orang-orang Protestan Belanda datang ke Nusantara (bermula dengan usaha AC Ruyl yang selesai menterjemahkan Injil Matius pada 1612)
Pada mulanya, Alkitab di dalam bahasa Melayu digunakan oleh
umat Kristian di seluruh Nusantara tanpa melihat bahwa Alkitab itu diterjemahkan,
dicetak dan diedarkan oleh pihak Gereja di Tanah Melayu, Borneo ataupun Hindia
Timur (wilayah Indonesia). Setelah kemerdekaan Indonesia (1945) dan Malaysia (1957), perkembangan
Bahasa Melayu mengambil arah yang tersendiri di antara kedua negara tersebut.
Alkitab Terjemahan Baru |
Pada awal zaman kemerdekaan kedua negara tersebut, versi
Alkitab yang lazimnya dipakai oleh umat Kristian adalah Alkitab Shellabear (1912)
dan Alkitab Terjemahan Lama (1958) yang
menggabungkan Perjanjian Lama Klinkert (1870)
dan Perjanjian Baru Bode (1938) di dalam satu edisi. Alkitab Ende (1968) yang
diterbitkan oleh Gereja Roman Katolik Indonesia dan Alkitab Terjemahan Baru (1974) yang
diterbitkan oleh Lembaga Alkitab Indonesia adalah
usaha yang pertama untuk menterjemahkan dan menerbitkan Alkitab di dalam Bahasa
Indonesia modern.
Alkitab Berita Baik telah diterbitkan pada tahun 1987 |
Pada masa yang sama, Lembaga Alkitab Singapura, Malaysia dan
Brunei menerbitkan Perjanjian Baharu Berita Baik (1974) dalam Bahasa Malaysia
Sehari-hari yang menggunakan prinsip penterjemahan Dinamis/Fungsional.
PERJANJIAN BAHARU Berita Baik Untuk Manusia Moden ini disiapkan dengan penterjemahan Pendeta Elkanah T. Suwito dengan bantuan Dr. Barclay M. Newman, Jr. sebagai
Konsultan Penterjemahan UBS. Naskah terjemahan itu juga diteliti oleh Matthew
Finlay, Dr. Daniel C. Arichea, Jr., dan wakil beberapa denominasi gereja. Edisi
semakan semula Perjanjian Baru diterbitkan pada tahun 1976. Perjanjian Lama
diselesaikan pada tahun 1981 dan diterbitkan sebagai Alkitab Berita Baik lengkap pada tahun
1987.
(Sumber: artikel Wikipedia "Sejarah Teks Alkitab Bahasa Indonesia" dan artikel Sejarah "Sejarah Alkitab Indonesia - Alkitab Terjemahan Dinamis/Fungsional")