Isnin, 13 Mac 2023

Pandangan: Apa itu Kebangunan Rohani - dan Apakah Itu Terjadi di Asbury?


Oleh Craig Keener:

"Saya fikir kamu sedang berdoa untuk kebangunan rohani. Apa yang kamu lakukan di bawah?"

Dengan kata-kata itu, isteri saya memanggil saya dari ruang bawah tanah Rabu malam lalu, di mana saya sedang mengerjakan sebuah buku yang sangat panjang dan mengabaikan apa yang sedang terjadi di kampus Universiti Asbury. Saya mengajar di Seminari Asbury yang berdekatan. Dan jika Anda mengikuti berita semasa, Anda tahu bahawa orang berbondong-bondong pergi ke universiti tersebut - dan sekarang ke seminari - untuk menyaksikan dan mengalami apa yang disebut oleh beberapa orang sebagai kebangunan rohani.

Setelah didorong oleh isteri saya, dia dan saya segera menuju ke bahagian belakang Auditorium Hughes Asbury untuk berdoa. Kami mendapati bahawa ibadah yang dimulai pagi itu tidak berhenti atau berkurang. Pada hari Sabtu, kami mencari tempat duduk di balkoni. Auditorium dengan 1,489 kerusi di universiti itu penuh sesak.

Pada hari Minggu, roh penyembahan terasa lebih dalam, dan saya merasa lebih sedar akan kekudusan Tuhan yang luar biasa.

Pada hari Selasa, 14 Februari, barisan panjang menunggu di luar auditorium, di mana alat pembesar suara digunakan bagi memungkinkan muzik untuk didengar. Ketika saya menyelesaikan kelas malam saya di seminari, kerumunan orang-orang yang sangat ramai telah memenuhi Kapel Estes seminari yang berkapasiti seramai 660 orang, Kapel McKenna yang berkapasiti 375 orang, dan melimpah hingga ke dalam bangunan yang digunakan bersama oleh gereja-gereja lokal iaitu United Methodist dan Vineyard. (Saya diberitahu bahawa acara ini sudah dimulai pada malam sebelumnya).

Ratusan orang menunggu untuk memasuki kebaktian ibadah
di Auditorium Hughes, Universiti Asbury


Beberapa suara di media sosial memperdebatkan apakah hal ini dapat disebut sebagai kebangunan rohani atau tidak. Kerana istilah ini adalah istilah di luar Alkitab, pemikiran saya adalah, "Siapa yang peduli dengan istilah ini? Mari kita rayakan apa yang sedang Tuhan lakukan!"

Berbagai peristiwa yang diberi label kebangunan rohani dalam beberapa abad terakhir terlihat berbeza - dari tangisan yang dramatik hingga sukacita yang dramatis, dari pertaubatan besar-besaran hingga pemerkasaan untuk misi, yang mengarah kepada lebih banyak lagi pertaubatan.

Golongan Calvinis mendominasi Kebangunan Rohani Pertama, Kebangunan Rohani Hebrides, dan Kebangunan Rohani Timor Barat. Golongan Wesleyan mendominasi Kebangunan Rohani Kedua, Kebangunan Rohani Azusa Street, dan Kebangunan Rohani Asbury pada tahun 1950 dan 1970. Para saksi dari Kebangunan Rohani Timor Barat mengatakan adanya suara seperti angin yang berhembus kencang. Saksi-saksi dari kebangunan rohani di rumah yatim piatu Pandita Ramabai di India melaporkan adanya lidah-lidah api. Tanda-tanda ajaib menyertai penginjilan di Kebangunan Rohani Shandong.

Mengapa Allah yang tidak terbatas harus disesuaikan dengan ruang lingkup pemahaman kita?

Apa yang kita temukan dalam Kisah Para Rasul adalah pencurahan Roh (untuk istilah ini, lihat Kisah Para Rasul 2:17-18; 10:45, tetapi istilah-istilah lain, seperti Roh yang turun ke atas atau memenuhi orang, juga digunakan).

Dalam Kisah Para Rasul 2:17-18, Petrus menggambarkan pengalaman baru mereka akan Roh Kudus sebagai pemberian kuasa kenabian untuk berbicara bagi Allah. Dalam 4:31, Allah memenuhi para pemohon dengan Roh-Nya agar mereka memiliki keberanian untuk terus berbicara bagi-Nya. Pengalaman-pengalaman lain secara berkumpulan muncul dalam 10:44, 13:52, dan 19:6 - bukan untuk memuaskan rasa ingin tahu kita akan sejarah, tetapi untuk membangkitkan kerinduan kita.

Salah satu ciri yang Lukas catatkan berkaitan dengan dua pencurahan yang pertama adalah kepedulian terhadap orang-orang yang memerlukan (2:44-45; 4:32-35). Pemerhatian ini menunjukkan bahawa pencurahan-pencurahan ini tidak hanya melibatkan pengalaman emosional awal (meskipun ada juga yang demikian - lihat 2:13!), tetapi memiliki impak yang mendalam dan berjangka panjang dalam cara para pengikut Yesus memperlakukan satu sama lain, yang berkaitan dengan apa yang Paulus sebut sebagai "buah" Roh.

Pada Kebangunan Rohani Pertama, Jonathan Edwards mencatat adanya penglihatan dan "manifestasi" seperti jatuh ke tanah dan menangis. Dia juga mencatat bahawa, beberapa manifestasi merupakan respon manusia terhadap pekerjaan Roh Allah, manakala beberapa lainnya merupakan peniruan atau lebih buruk lagi. Buah jangka panjang dari kebangunan rohani, menurutnya, adalah tentang bagaimana kita hidup.

Pelajar-pelajar berlutut dalam penyembahan
dan pengakuan di Universiti Asbury


Seminggu setelah apa yang terjadi di Asbury mungkin masih terlalu awal untuk kita membahas tentang buah jangka panjang. Meskipun demikian, jika fenomena terbaru ini sesuai dengan pola kebangunan rohani Asbury sebelumnya, kita dapat mengharapkan sebuah generasi pekerja yang dibangkitkan untuk penuaian. Beberapa kebangunan rohani yang disebutkan di atas berlangsung selama beberapa tahun atau bahkan beberapa dekad. Pujian penyembahan yang terus menerus terjadi pada kebangunan rohani Asbury sebelumnya terkadang hanya berlangsung selama satu atau dua minggu, namun menghasilkan impak yang sangat besar yang sesuai dengan pola sejarah kebangunan rohani di kampus-kampus di Amerika Syarikat.

Sejarahnya sangat panjang. Pada tahun 1823, sebahagian besar universiti dan denominasi di Amerika Syarikat menetapkan satu hari berdoa untuk kampus-kampus pengajian tinggi. Tradisi ini sudah berkurangan hampir sepanjang abad ke-20. Namun tahun ini, hari doa bersama untuk kampus pengajian tinggi telah dijadualkan pada 23 Februari, dengan Francis Chan yang akan memimpin siaran langsung. Kampus yang menjadi tuan rumah untuk Hari Doa Bersama Kampus Pengajian Tinggi ini, untuk menghormati Kebangunan Rohani Asbury tahun 1970, adalah Universiti Asbury.

Hal ini tidak ada dalam fikiran koir rohani pada tanggal 8 Februari, kerana mereka hanya terus menerus memuji menyembah Tuhan. Namun setidaknya beberapa orang daripada kita menganggapnya sebagai sebuah ketentuan.

Apa yang terjadi di Asbury dimulai secara spontan dan tidak terduga. Tetapi kespontanan tidak bererti kurangnya persiapan. Anna Gulick, seorang profesor dari Perancis di universiti tersebut sewaktu kebangunan rohani tahun 1970, mengatakan bahawa ramai pelajar telah mula berdoa di kalangan mereka sendiri sebelum tangisan pertaubatan kedengaran di kapel. Demikian pula, orang-orang di dalam komuniti Asbury telah berdoa selama beberapa dekad agar Tuhan mempersiapkan kampus.

Hubungan dengan doa adalah ciri umum (meskipun tidak universal) dari pengalaman Roh Kudus baik secara kelompok mahupun individu dalam Kisah Para Rasul (lihat Kisah Para Rasul 1:14; 4:31; 8:15; 9:17). Ketika saya mengajar tentang tema ini dalam Kisah Para Rasul, pertama-tama saya menekankan janji Yesus dalam kitab Lukas jilid pertama bahawa Allah akan menjawab doa-doa untuk pekerjaan Roh Kudus (Lukas 11:13).

Sejumlah pelajar-pelajar baru seminaris selama bertahun-tahun mengatakan bahawa Tuhan menunjukkan kepada mereka kebangunan rohani yang akan datang. Zach Meerkreebs, yang berkhutbah dalam kebaktian kapel awal yang tidak pernah berhenti, menyebutkan bahawa dia merasakan hal seperti ini setahun yang lalu.

Saya bermaksud untuk menyokong jangkaan-jangkaan ini. Namun, setelah bertahun-tahun berlalu, saya tertanya-tanya apakah pencurahan Roh Kudus akan terjadi dalam skala yang nyata ketika saya masih di sini.

Namun, yang lainnya, seperti sarjana kehormat, Hong Leow, tetap lantang dan berkeras. Hong berdoa dan berpuasa dalam jangka waktu yang lama sehingga saya menjadi khuatir akan kesihatannya. Minggu lalu, dia terbang kembali untuk menyaksikan buah dari doanya.

Para pelajar dan pelawat mengambil bahagian dalam kebaktian ibadah
di Auditorium Hughes, Universiti Asbury, Kentucky

Auditorium Hughes terasa seperti sebuah tempat suci saat ini. Namun dalam Alkitab, umat Allah adalah bait-Nya. Apa pun tempat lain yang mungkin istimewa bagi kita dalam beberapa hal, kita adalah tempat yang paling suci, dan kita tidak perlu berada dekat dengan kampus untuk menyambut dan menghormati kehadiran Tuhan.

Ketika pertama kali saya mengunjungi Seminari Asbury untuk temuduga kerja pada akhir tahun 2010, saya mengintip ke dalam auditorium universiti yang masih kosong. Mata saya tertuju pada kata-kata yang terpampang jelas di dinding belakang ruangan yang tinggi, "Kuduslah Tuhan." Pada saat itu, saya merasakan gelombang Roh, seperti ada sisa-sisa yang tersisa dari pencurahan sebelumnya. Namun, di balik auditorium yang penuh sesak, ini bukanlah soal tentang tempatnya. Ini adalah tentang kekudusan bagi Tuhan.

Setiap pembaca The Roys Report, Christianity Today atau bahkan media sekular tahu bahawa banyak hal yang terjadi atas nama Kekristianan yang sebenarnya tidak terlalu Kristian. Hal yang sama juga terjadi dalam sejarah kebangunan rohani. Allah adalah Allah, tetapi manusia tetaplah manusia. Perilaku unik dari satu generasi dalam suatu kebangunan rohani boleh saja menjadi tradisi generasi berikutnya - dan menjadi hukum bagi generasi berikutnya. Beberapa tuduhan tentang kebangunan rohani adalah antaranya usaha untuk menaikkan emosi atau menciptakan sensasi. Dan mereka yang menginginkan nama untuk diri mereka sendiri sering kali menyalahgunakan gerakan yang dimulai oleh Tuhan di antara orang-orang yang rendah diri.

Maka tidak menghairankan jika ada ancaman terhadap integriti yang terjadi di Asbury. Beberapa orang mungkin datang untuk mencari sensasi atau mencari perhatian untuk diri mereka sendiri, meskipun mudah-mudahan mereka akan pergi dengan sesuatu yang berbeza.

Para pengurus tadbir, staf pelayanan kampus, dan para pemimpin mahasiswa telah bekerja lebih masa, terkadang kurang tidur, untuk menjaga integriti dan fokus gerakan ini. Para pemimpin tidak ingin fokusnya menjadi tentang mereka atau tentang Asbury. Ketika Presiden Kevin Brown berbicara pada pertemuan hari Sabtu malam, dia mendahului ucapannya yang penuh kuasa dengan mengatakan bahawa dia hampir takut untuk berbicara, kerana dia tidak ingin mengganggu kekudusan Tuhan yang bergerak di antara para mahasiswa.

Dan itu adalah sikap yang benar untuk diambil kerana ini bukan tentang kita, tetapi tentang Dia dan kekudusan-Nya. Hanya Dia yang layak untuk dihormati. Dia telah membuat kehadiran-Nya terasa. Dan di hadapan-Nya, tidak ada manusia yang dapat memegahkan diri.

Dr. Craig S. Keener adalah Profesor Pengajian Alkitab di Seminari Teologi Asbury di Wilmore, Kentucky. Beliau telah menulis banyak buku termasuk Miracles Today: The Supernatural Work of God in the Modern World (2021, Baker Academic).

(Diterjemahkan oleh Sabrina Abigail dari artikel The Roys Report bertajuk, "Opinion: What Is Revival - and Is It Happening At Asbury?" yang ditulis oleh Craig S. Keener bertarikh 16 Februari 2023)