Memperingati dua tahun penculikan Pendeta Raymond Koh dari
Malaysia, isterinya iaitu Susanna Koh membagikan keyakinannya bahawa Tuhan akan
mengubah rencana jahat Iblis untuk rancangan kebaikan.
Susanna Koh baru-baru ini berbicara di sebuah persekutuan doa di mana para
anggota gereja dan para pemimpin gereja dari berbagai denominasi berkumpul
untuk mengenang dan berdoa bagi Pendeta Koh, serta pendeta lainnya yang hilang, Joshua Hilmy dan istrinya, Ruth, dan Amri Che Mat, seorang Muslim Syiah.
Dia menggambarkan suaminya, yang menderita kanser, sebagai "lelaki sederhana dengan hati yang sangat besar. Dia memberikan dirinya kepada orang miskin dan yang memerlukan". Susana bercerita tentang Raymond Koh yang secara sungguh-sungguh memberikan kemeja dari badannya kepada seorang lelaki yang tiada tempat tinggal. "Dia pulang tanpa baju," katanya.
Raymond Koh diculik berdekatan rumahnya di Petaling Jaya, Malaysia Barat pada 13 Februari 2017. Setelah penculikan itu, polis awalnya mulai menyiasat apakah pendeta itu menyebarkan agama Kristian kepada umat Islam daripada berfokus untuk menangkap para penculiknya. Sementara perlembagaan Malaysia memberikan kebebasan beragama, pemerintah melarang bukan Muslim menyebarkan agama kepada Muslim.
Berdasarkan rekaman CCTV, penculikan dilaksanakan dengan cepat hanya dalam dua minit - secara terang-terangan pada siang hari dan dengan seseorang bahkan merakam seluruh proses dalam video sementara orang lain terlihat dengan santai mengarahkan lalu lintas.
Penyiasatan penculikannya, serta menghilangnya tiga orang lainnya dengan profil sosial-keagamaan yang serupa, yang diadakan oleh Suruhanjaya Hak Asasi Manusia Malaysia (SUHAKAM) diselesaikan pada Desember tahun lalu.
Sebelum penculikannya, Koh telah dituduh menyebarkan agama kepada umat Islam dan telah menerima kiriman peluru melalui pos, menurut Open Doors.
Semasa persekutuan doa, Susana Koh mengutip dari Ratapan dan berbagi tentang saat-saat dia menjadi tidak sabar dengan Tuhan dan bertaubat atas sikapnya: "TUHAN itu baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia" (Rat. 3: 25).
Melalui kata-kata tulisan suci ini, Susanna berkata, dia telah belajar bahwa "ada kebaikan dalam menantikan Tuhan."
"Tuhan itu baik," katanya kepada orang ramai. "Meskipun musuh merencanakan kejahatan, Tuhan akan mengubahnya untuk kebaikan."
Susanna mengatakan dia telah berusaha untuk bertemu seorang anggota agen khusus polis Malaysia yang dituduh berada di belakang penculikan Raymond Koh, menambahkan: "Saya berdoa agar Tuhan memberi saya kesempatan untuk bertemunya sehingga saya dapat berbicara dengannya dan juga mendoakan dia."
Keluarga Koh mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka atas ribuan doa untuk keselamatan Pendeta Raymond Koh.
"Terima kasih atas doa anda," kata Susanna. "Beberapa dari kami telah diancam. Tetapi doa-doa itu benar-benar membuat perbezaan. Silakan terus berdoa untuk kami."
Sementara itu, keluarga Raymond Koh telah meminta perdana menteri Malaysia untuk memerintahkan penyiasatan baru atas penculikannya.
"Sudah dua tahun dan sampai sekarang tidak ada hasil [penyiasatan]. Kami sudah kehabisan akal. Kami tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan selain memohon pihak berkuasa tertinggi untuk melihat masalah ini dan menyelesaikannya." kata Susanna Koh kepada World Watch Monitor.
Penyiasatan, yang memakan waktu lebih dari satu tahun, diharapkan dapat diumumkan hasil penemuannya pada 6 Mac 2019.
(Dialihbahasakan daripada artikel Kristiani bertajuk, "Peringatan 2 Tahun Penculikan Raymond Koh, Isteri: 'Tuhan Akan Mengubah Rancangan Jahat Untuk Kebaikan'" bertarikh 25 Februari 2019)
Dia menggambarkan suaminya, yang menderita kanser, sebagai "lelaki sederhana dengan hati yang sangat besar. Dia memberikan dirinya kepada orang miskin dan yang memerlukan". Susana bercerita tentang Raymond Koh yang secara sungguh-sungguh memberikan kemeja dari badannya kepada seorang lelaki yang tiada tempat tinggal. "Dia pulang tanpa baju," katanya.
Raymond Koh diculik berdekatan rumahnya di Petaling Jaya, Malaysia Barat pada 13 Februari 2017. Setelah penculikan itu, polis awalnya mulai menyiasat apakah pendeta itu menyebarkan agama Kristian kepada umat Islam daripada berfokus untuk menangkap para penculiknya. Sementara perlembagaan Malaysia memberikan kebebasan beragama, pemerintah melarang bukan Muslim menyebarkan agama kepada Muslim.
Berdasarkan rekaman CCTV, penculikan dilaksanakan dengan cepat hanya dalam dua minit - secara terang-terangan pada siang hari dan dengan seseorang bahkan merakam seluruh proses dalam video sementara orang lain terlihat dengan santai mengarahkan lalu lintas.
Penyiasatan penculikannya, serta menghilangnya tiga orang lainnya dengan profil sosial-keagamaan yang serupa, yang diadakan oleh Suruhanjaya Hak Asasi Manusia Malaysia (SUHAKAM) diselesaikan pada Desember tahun lalu.
Sebelum penculikannya, Koh telah dituduh menyebarkan agama kepada umat Islam dan telah menerima kiriman peluru melalui pos, menurut Open Doors.
Semasa persekutuan doa, Susana Koh mengutip dari Ratapan dan berbagi tentang saat-saat dia menjadi tidak sabar dengan Tuhan dan bertaubat atas sikapnya: "TUHAN itu baik bagi orang yang berharap kepada-Nya, bagi jiwa yang mencari Dia" (Rat. 3: 25).
Melalui kata-kata tulisan suci ini, Susanna berkata, dia telah belajar bahwa "ada kebaikan dalam menantikan Tuhan."
"Tuhan itu baik," katanya kepada orang ramai. "Meskipun musuh merencanakan kejahatan, Tuhan akan mengubahnya untuk kebaikan."
Susanna mengatakan dia telah berusaha untuk bertemu seorang anggota agen khusus polis Malaysia yang dituduh berada di belakang penculikan Raymond Koh, menambahkan: "Saya berdoa agar Tuhan memberi saya kesempatan untuk bertemunya sehingga saya dapat berbicara dengannya dan juga mendoakan dia."
Keluarga Koh mengungkapkan rasa terima kasih kepada mereka atas ribuan doa untuk keselamatan Pendeta Raymond Koh.
"Terima kasih atas doa anda," kata Susanna. "Beberapa dari kami telah diancam. Tetapi doa-doa itu benar-benar membuat perbezaan. Silakan terus berdoa untuk kami."
Sementara itu, keluarga Raymond Koh telah meminta perdana menteri Malaysia untuk memerintahkan penyiasatan baru atas penculikannya.
"Sudah dua tahun dan sampai sekarang tidak ada hasil [penyiasatan]. Kami sudah kehabisan akal. Kami tidak tahu apa lagi yang harus dilakukan selain memohon pihak berkuasa tertinggi untuk melihat masalah ini dan menyelesaikannya." kata Susanna Koh kepada World Watch Monitor.
Penyiasatan, yang memakan waktu lebih dari satu tahun, diharapkan dapat diumumkan hasil penemuannya pada 6 Mac 2019.
(Dialihbahasakan daripada artikel Kristiani bertajuk, "Peringatan 2 Tahun Penculikan Raymond Koh, Isteri: 'Tuhan Akan Mengubah Rancangan Jahat Untuk Kebaikan'" bertarikh 25 Februari 2019)